Gereja adalah perkumpulan orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Gereja juga dapat diartikan sebagai gedung tempat berdoa dan melakukan upacara agama Kristen. Kata “gereja” berasal dari bahasa Portugis “Igreya” yang merupakan terjemahan dari kata Yunani “Kuriake” yang berarti milik Allah.
Dengan kata lain dapat kita simpulkan bahwa gereja dapat berbentuk Persekutuan, dapat pula berbentuk insititusi. Gereja sebagai Persekutuan sering kita sebut dengan kata umat. Tetapi gereja sebagai institusi dapat dipahami sebagai Lembaga yang ada pada gereja tersebut (misalkan Sinode AM, Klasis dan Jemaat ) yang semuanya adalah milik Allah ( Kuriake ). Gereja sebagai Persekutuan ataupun institusi tentu mesti memiliki seorang pemimpin yang dapat memimpin, mengarahkan dan memanage gereja kearah lebih baik bersama rekan-rekan yang dipimpinnya. Lalu bagaimana gereja dapat melahirkan para pemimpin yang baik yang pada waktunya nanti dapat memimpin gereja itu sendiri?. Pertanyaan ini sangat menarik untuk diulas.
Gereja Protestan Maluku sebagai salah satu organisasi gereja yang ada di Indonesia memiliki 34 Klasis dan 772 Jemaat yang tersebar pada pulau-pulau dari Maluku Utara hingga Maluku Barat Daya dan disatukan oleh lautan. Hal ini adalah bonus demografi yang mesti dilihat sebagai peluang pengembangan organisasi GPM ke depan. Adalah hal yang tak gampang untuk memimpin gereja yang besar ini dari level Sinodal hingga ke level Jemaat di basis. Tentu saja ini memerlukan para pemimpin yang handal.
Dalam Tata Gereja Gereja Protestan Maluku (GPM) Bab IV Pasal 8 digambarkan bahwa GPM dalam memenuhi dan melaksanakan Amanat Pelayanannya salah satunya dengan cara dan bentuk pembinaan Sekolah Minggu-Tunas Pekabaran Injil dan Katekisasi. Artinya GPM tahu bahwa pelayanan SM-TPI dan Katekisasi adalah bagian dari perwujudan amanat pelayanannya. Tanggung jawab gereja untuk mendidik dan mendewasakan anak dan remaja agar mereka memiliki jadi diri sebagai murid Yesus Kristus dan mengaku imannya sendiri di hadapan Allah, manusia dan alam semesta, membentuk dan menanam perilaku etis, moral, dan spiritual, dan kemampuan intelektual untuk mengembangkan kehidupan yang mandiri sesuai Firman Tuhan.
Olehnya, pendampingan dan pembinaan Anak-Remaja GPM di era milenial ini, memerlukan upaya sistematis dan terintegrasi guna menyediakan kaders pemimpin berintegritas sebagai saksi Tuhan Yesus di masa depan. Pembinaan melalui Pendidikan Formal Gereja (PFG) dengan kurikulum adalah model pembinaan yang harus didukung dengan berbagai aktivitas ekstrakurikuler lainnya. Pelatihan Kepemimpinan Remaja Gereja (PKRG) merupakan salah satu bentuk ekstrakurikuler pembinaan remaja yang marak di tahun 80 s.d. 90-an oleh Klasis maupun Jemaat. Namun, dalam perkembangannya tidak terlaksana secara regular, masih lebih bersifat insidentil dan belum didukung dengan need assessment yang jelas dan tuntutan perkembangan zaman.
Pelatihan Kepemimpinan Remaja Gereja adalah kegiatan pelatihan kepemimpinan bagi remaja gereja GPM yang tak lain dan tak bukan adalah calon pemimpin masa depan. Kegiatan ini sendiri terbagi atas tiga tingkatan, yakni Pelatihan Kepemimpinan Remaja Gereja Tkt Dasar di level jemaat yang memiliki 8 materi pelatihan, Pelatihan Kepemimpinan Remaja Gereja Tingkat Mahir di Level Klasis dengan 6 materi dan Pelatihan Kepemimpinan Remaja Gereja Tingkat Mahir pada level Sinodal dengan 5 materi.
Klasis GPM Pulau Ambon Timur memanfaatkan waktu libur nasional selama 18 hari (28 maret – 08 April 2025; 26 April-27 April 2025; 1-2 Mei 2025 dan 12-13 Mei 2025 ) untuk melakukan kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Remaja Gereja Tingkat Dasar untuk 30 Jemaat. Jemaat GPM Hukurila adalah salah satu jemaat di Klasis Pulau Ambon Timur yang melakukan kegiatan PKRG pada tanggal 1-2 April 2025 bersama dengan 4 jemaat yang lain di Kring PI PPIP.
Jemaat GPM Hukurila secara khusus memulai kegiatan PKRG Tkt Dasar pada tanggal 01 April 2025 yang diawali dengan Sambutan ketua Majelis Jemaat GPM Hukurila, Penyematan Tanda Pengenal Peserta Kegiatan dan ditutup dengan Doa bersama. Dalam kegiatan PKRG di hari pertama diisi dengan 4 materi oleh para pemateri dari TIM PFG Klasis GPM Pulau Ambon Timur. Antusiasme peserta kegiatan pada hari pertama sangatlah tinggi. Di hari kedua juga dimulai dengan 4 materi tersisa. Dalam kegiatan PKRG Tkt Dasar ini telah dinilai sepuluh besar calon pemimpin masa depan oleh para fasilitator dengan kriteria yang ditetapkan.
Verona Riosela Porwaila, salah satu peserta PKRG, dalam wawancara kecil yang dilakukan oleh salah satu fasilitator, berkata : “ Beta mau jadi kaya kaka pengasuh yang jadi fasilitator supaya beta bisa biking bangga mama deng papa den beta jua bisa ajar orang banya, kaya kaka pengasuh”. Sungguh suatu mimpi yang mesti didukung oleh setiap pengasuh dan orang tuanya.
Kegiatan PKRG Tkt Dasar pada Jemaat GPM Hukurila ditutup pada tanggal 02 April 2025, yang diawali dengan pembacaan hasil Keputusan penilaian oleh salah Satu fasilitator Tim PFG KPAT DR. Reny N. Nendissa, SH., MH. Nendissa menegaskan bahwa pemilihan sepuluh terbaik bukan berarti mengesampingkan yang tidak termasuk dalam sepuluh terbaik itu. Hal ini hendakllah dijadikan cambuk untuk semakin lebih memacu diri agar menjadi lebih baik lagi dari sekarang. Anda semua adalah calon-calon pemimpin masa depan gereja. Dari sepuluh terbaik itu didapatilah dua orang anak rermaja yang nantinya akan mewakili jemaat GPM Hukurila pada PKRG Tkt Terampil di Klasis GPM Pulau Ambon Timur pada bulan Mei nanti.
Dalam sambutan penutupnya, Pdt. Ny.H.C.C. Samima/S, S.Th mengapresiasi kegiatan PKRG yang dilaksanakan selama 2 hari ini. Selanjutnya Ketua Majelis Jemaat GPM Hukurila menegaskan, gereja kini semakin gencar mempersiapkan para calon pemimpin masa depan yang pada waktunya akan menggantikan saya, bapa ibu penatua dan diaken bahkan juga para pemimpin yang ada di kota ini. Setiap materi yang telah diterima dari para fasilitator hendaknya dapat ditularkan juga kepada teman-teman yang lain agar terjadi pembiasan hal-hal baik dari remaja gereja.
Saimima juga menegaskan tentang peran penting pengasuh sekolah minggu dalam menumbuh kembangkan kapasitas anak dan remaja yang ada di jemaat GPM Hukurila. Tentu hal itu tidaklah mudah, namun bukan tak mungkin untuk dilakukan oleh para pengasuh. Ada banyak potensi di Jemaat GPM Hukurila termasuk internal pengasuh juga yang dapat dipakai untuk proses peningkatan dimaksud. Karenanya para pengasuh harus terus pula mengasah kemampuan, meningkatkan kapasitas lewat kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas atau dapat belajar pada siapa saya yang oleh para pengasuh dianggap telah memliki kapasitas dan kemampuan yang mumpuni” tandas Saimima.
Selanjutnya, Pdt. Saimima sangat mengharapkan Kerjasama dan kerjabersama pengasuh dalam rangka mempersiapkan kedua remaja yang telah terpilih untuk mewakili jemaat GPM Hukurila ke Tingkat terampil di Klasis Pulau Ambon Timur yang akan dilaksanakan pada bulan Mei 2025. Hal ini tentu tidak mudah, namun dapat dilakukan jika semua pengasuh dapat bekerjasama dan bekerja bersama. Majelis Jemaat GPM Hukurila akan tetap mendukung seluruh daya upaya para pengasuh untuk memajukan SMTPI di Jemaat GPM Hukurila sebagai Pendidikan Formal Gereja demi mendapatkan para pemimpin masa depan yang baik”, tandas Saimima, menutupi sambutan penutupnya.
Komentar Terbaru